Prihatin Lahan Pertanian Makin Sempit, Depok Lirik Pertanian Berbasis Teknologi
Gemariau.com - Pemerintah Kota Depok bakal mengembangkan pertanian modern berbasis teknologi dengan sistem integrasi tanaman-ternak. Keterpaduan pembangunan usaha tani padi dan peternakan ini guna memanfaatkan hasil samping pertanian untuk pakan ternak dan pemanfaatan kotoran ternak untuk pupuk tanaman melalui pendekatan zero waste. Sistem tersebut dipilih mengingat setiap tahun lahan pertanian di Depok makin sempit.
Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok Ety Suryahati mengatakan pengembangan teknologi integrasi tanaman-ternak ini menggunakan prinsip saling mendukung melalui pola pengembangan usaha integrasi tanam-ternak. "Keberhasilan pengembangan pertanian harus menyentuh sektor lain. Begitu juga peternakan. Untuk itu, kami kembangkan integrasi tanaman-ternak," ucap Ety, Kamis, 7 April 2016.
Ety menjelaskan, integrasi tersebut meliputi tanaman pangan-ternak atau ternak–tanaman hortikultura yang bertumpu pada pemanfaatan sumber daya lokal secara lebih efisien.
Untuk mewujudkan program tersebut, ujar Ety, Depok bakal mengembangkan kawasan agribisnis berbasis tanaman padi. Sebab, hal tersebut merupakan langkah strategis sebagai paradigma baru pembangunan pertanian dan ekonomi di Kota Depok dengan memperhatikan sumber daya lokal.
Penerapan sistem integrasi tanaman pangan-ternak ini, tutur Ety, diharapkan bisa memberikan pendapatan tambahan kepada petani melalui peningkatan produksi dan produktivitas tanaman atau ternak. "Sebab, Depok punya program sebagai sahabat petani dan ingin mereka lebih maksimalkan hasilnya di lahan yang terbatas," ucapnya.
Kepala Bidang Pertanian Kota Depok Hermin Kusmiati mengatakan lahan pertanian di Depok hanya 2 persen dari luas wilayah Depok. Sejak 2010 hingga saat ini, luas lahan pertanian telah berkurang 100 hektare per tahun. Tercatat pada 2010, luas lahan pertanian di Depok mencapai 1.017 hektare. "Sekarang tinggal 529 hektare," ujar Hermin.
Untuk mengembangkan pertanian di Depok, tutur Kusmiati, warga harus bisa mengoptimalkan lahan yang ada. Bahkan pekarangan rumah yang kosong harus dimaksimalkan untuk menambah hasil pertanian.
Berdasarkan data Dinas Pertanian pada 2014, lahan pertanian di Depok sebesar 164 hektare. Setahun berikutnya, angka itu berkurang menjadi 150 hektare. "Per tahun Depok bisa menghasilkan 1.800 ton padi dengan lahan yang tersisa," katanya.
0 Response to "Prihatin Lahan Pertanian Makin Sempit, Depok Lirik Pertanian Berbasis Teknologi "
Posting Komentar