-->
pasang

Potensi Lokasi Transmigrasi dalam Mengembangkan Energi Alternatif




Jumlah kotoran yang dikeluarkan setiap ekor sapi sekitar 11-12 kg dalam satu hari. Kotoran dengan jumlah tersebut dapat diolah menjadi gas metan sebanyak 300-600 liter


Sebagian besar masyarakat transmigrasi di Provinsi Riau memiliki usaha budidaya peternakan seperti kerbau, kambing, sapi, dan ternak unggas disamping usaha perkebunan kelapa sawit. Perkebunan kelapa sawit dengan pengembangan ternak sapi di lokasi  transmigrasi merupakan bagian dari total perkebunan kelapa sawit di Provinsi Riau yang mencapai 1,5 juta hektar, dimana hijauan dan limbahnya jika dimanfaatkan akan mendukung pengembangan ternak hingga ratusan juta ekor.  

Potensi Biogas sebagai Energi Alternatif
Umumnya para peternak di lokasi transmigrasi tersebut tidak memanfaatkan kotoran ternak dan dibiarkan terbuang percuma. Padahal hasil sampingan budidaya peternakan seperti kotoran ternak sangat berpotensi untuk diolah menjadi biogas. Pembuatan biogas dapat menggunakan teknologi yang sederhana dan peralatan yang murah skala rumah tangga. Masyarakat transmigrasi dapat membuat sendiri biogas dirumahnya sendiri untuk keperluan memasak karena hanya diperlukan kerajinan untuk mengisi kotoran ke dalam alat dan membersihkan ampas pembuatan biogas.

Ampas pembuatan biogas dapat berupa padatan dan cairan. Padatan limbah biogas sangat menguntungkan untuk lahan pertanian karena dapat digunakan sebagai pupuk kompos. Sedangkan cairan limbah biogas juga mengandung unsur hara yang tinggi,  sangat bermanfaat karena dapat diolah lebih lanjut sebagai pupuk cair atau langsung digunakan sebagai pupuk cair untuk tanaman.
Gambar 1.Rangkaian Alat Pembuatan BiogasSkala Rumah Tangga
di Unit  Pemukiman Transmigrasi Ujung Batu III
Propinsi SumateraUtara


  
Biogas di lokasi transmigrasi merupakan energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan, dapat diperbaharui dan mudah untuk diperbanyak.  Pemanfaatan biogas dapat mengurangi ketergantungan terhadap energi yang berasal dari minyak bumi. Biogas menjadi inspirasi untuk mengatasi permasalahan krisis energi, pencemaran lingkungan dan kelangkaan pupuk.

Pembuatan Biogas dari Kotoran Sapi
Pembuatan biogas dari limbah peternakan dapat berasal dari kotoran sapi, kerbau, babi, kuda, kelinci, ayam, itik, burung puyuh, dan ternak lainnya. Proses pembuatan biogas dari bahan tersebut hampir sama. Salah satu proses pembuatan biogas yang sangat potensial adalah dari bahan baku kotoran sapi.






Bahan ;
-          Kotoran sapi
-          Starter EM4
-          Gula pasir
Catatan : kotoran ternak sapi yang pakannya berasal dari hijauan pakan ternak (HPT)
 Alat ;
-          Reaktor digester
-          Ember besar
-          Gayung plastik
-          Tongkat kayu pengaduk
-          Sarung tangan karet
-          Masker

Spesifikasi Teknis Reaktor Digester ;
-          Volume reaktor digester : 400 liter
-          Volume wadah penampung gas metan : 100 liter
-          Kompor biogas : 1 buah
-          Drum pengaduk bahan : 1 buah
-          Kran pengaman gas metan : 1 buah
-          Selang saluran gas : kira-kira 10 meter

Metoda :
  1. Pembuatan larutan starter
-          1 kg gula pasir dilarutkan dalam 100 liter air
-          ½ liter EM4 ditambahkan dalam larutan 100 liter air

  1. Pembuatan lumpur kotoran ternak
-          Campurkan larutan starter dengan kotoran ternak dengan perbandingan    1 : 1 untuk kotoran ternak dalam keadaan
basah; campurkan larutan starter dengan kotoran ternak dengan
 
 perbandingan 2 : 1 untuk kotoran ternak dalam keadaan kering
-          Diaduk hingga terbentuk lumpur kotoran ternak yang homogen
-          Lumpur yang homogen dimasukkan ke dalam reaktor digester

  1. Uji Nyala Gas Metan
-          Rangkaikan alat digester sedemikian rupa, tabung digester, drum penampung gas metan, selang, kran pengaman gas dan kompor biogas sesuai petunjuk pemasangan
-          Kran pengaman pada tabung digester dalam posisi terbuka
-          Kran pengaman pada drum penampung gas metan dalam posisi tertutup
-          Gas yang terbentuk pada hari pertama dibuang semuanya melalui kran pengaman pada drum penampung gas metan, karena gas yang terbentuk masih memiliki uap air yang tinggi sehingga sulit untuk terbakar
-          Ulangi pembuangan gas sampai pada hari ke-4 sehingga gas yang diperoleh adalah murni gas metan yang sifatnya mudah terbakar
-          Buka kran pengaman pada drum penampung gas metan dan salurkan ke kompor biogas, hidupkan pemantik api kompor biogas, api akan menyala.
-          Kompor biogas siap digunakan untuk keperluan memasak

Pekanbaru, 12 Februari 2015

Penulis :

Jhonni Baris Wiradharma Sitorus, S.T.P
Calon PSM
UPTP Balai Latihan Transmigrasi Pekanbaru





0 Response to "Potensi Lokasi Transmigrasi dalam Mengembangkan Energi Alternatif"

Posting Komentar