-->
pasang

Yusril Memilih Pergi Saat Risalah Istiqlal Dibacakan



Gemariau.com - Sejumlah ulama mengumumkan Risalah Istiqlal yang lahir sebagai bentuk kesepakatan sejumlah ulama dan tokoh nasional di Jakarta, yang meminta agar umat Islam di Jakarta hanya memilih calon gubernur DKI dari kalangan Muslim.
Risalah ini dibacakan Sekjen Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Bachtiar Nasir, di Ruang VIP Masjid Istiqlal. Turut menyaksikan, imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab, Ketua Gerakan Masyarakat Jakarta (GMJ) KH Fahrurrozi Ishaq, serta perwakilan dari sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) antara lain, Badan Musyawarah (Bamus) Betawi, Forum RT/RW, dan Forum Komunikasi Anak Betawi (Forkabi).
Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ulama Jakarta KH. Fahrurrozi Ishaq, Ketua Dewan Pertimbangan Badan Amil Zakat Nasional Didin Hafidhuddin. Juga terlihat hadir dalam acara ini.
Kehadiran Yusril Ihza Mahendra dalam acara itu juga jadi perhatian. Yusril menjadi satu-satunya bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang hadir. Yusril datang mengenakan baju kokoh warna putih serta celana panjang warna hitam. Serta peci hitam juga melekat di kepalanya. Saat datang, Yusril langsung digiring menuju mihrab untuk bergabung bersama dengan sejumlah ulama dan tokoh nasional yang habir.
Sejumlah tokoh nasional dan para ulama bergantian menyampaikan harapan mereka kepada masyarakat agar memenangkan gubernur Muslim. Yusril tidak ambil bagian. Saat acara selesai, para ulama dan tokoh nasional kembali berkumpul di ruang VIP masjid Istiqlal untuk berdiskusi terkait siapa nama yang akan didukung untuk Pilkada 2017. Ketika para alim ulama berdiskusi, Yusril langsung bergegas meninggalkan lokasi.
"Saya hadir di sini sebagai jemaah saja dan lebih menempatkan diri pada posisi pasif, mendengar saja," kata Yusril.
Yusril menambahkan, lebih baik dirinya tidak ikut berdiskusi dengan para ulama. Karena saat ini dia terlibat dalam proses pencalonan gubernur DKI. Yusril tidak ingin publik menilai dirinya mempengaruhi mereka atau justru para ulama ini tidak bebas dalam membuat sikap. Karena itu Yusril mohon diri untuk pergi.
"Jadi saya tidak terlibat dalam apapun, kesimpulan yang mereka ambil. Sepenuhnya adalah kewenangan dari para ulama dan habaib yang terlibat dalam kegiatan hari ini," ujarnya.
Berikut adalah isi lengkap risalah Istiqlal:
1. Kepada umat Islam agar merapatkan barisan untuk memenangkan pemimpin Muslim;
  
2. Diserukan kepada seluruh partai pro-rakyat agar berupaya maksimal mengusung satu calon gubernur muslim;
  
3. Diserukan kepada seluruh umat Islam di Jakarta agar menggunakan hak pilihnya dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang;
  
4. Diserukan kepada umat Islam Jakarta untuk berpegang teguh dengan agamanya dengan hanya memilih calon Muslim;
  
5. Diserukan kepada kaum Muslimin menolak dan melawan semua bentuk suap dan berbagai bentuk money politic, maupun serangan fajar;
  
6. Pentingnya partai politik pro-rakyat untuk memaksimalkan daya dan melibatkan semua potensi umat untuk memenangkan pasangan cagub dan cawagub yang disepakati umat Islam;
  
7. Mengokohkan ukhuwah dan menghindari segala fitnah dan adu domba yang ditujukan kepada calon yang diusung oleh umat Islam;
  
8. Mengingatkan kepada seluruh KPUD DKI Jakarta, termasuk RT/RW yang ditugaskan sebagai KPPS, untuk mengawasi jalannya Pilkada DKI agar terwujud Pilkada yang jujur dan adil;
  
9. Mengimbau kepada partai yang mengusung calon non-Muslim untuk mencabut dukungannya. Apabila tidak mengindahkan dukungan itu, maka diserukan kepada umat untuk tidak memilih partai tersebut.(al/viva)

0 Response to "Yusril Memilih Pergi Saat Risalah Istiqlal Dibacakan"

Posting Komentar