Gemariau.com - Indonesia dipandang dunia sukses dalam program mitigasi perubahan iklim dan pengelolaan hutan. Indonesia juga dijadikan contoh internasional dalam Model Yurisdisional karena berhasil mengimplementasikan dukungan banyak aktor.
Hal tersebut terungkap dalam World Economic Forum Sustianable Forestry and Agriculture di New York, Amerika Serikat, Jumat (23/9). Pada Forum tersebut hanya dua gubernur dari kawasan hutan tropis sebagai pembicara, yakni dari Indonesia yang diwakili Gubernur Sumsel Alex Noerdin mewakili Asia Pasific dan Provinsi San Martin Peru repesentasi dari wilayah Amerika Latin dan Afrika atau wilayah Atlantik.
Acara yang mengundang sejumlah pembicara lain seperti dari Brazil, Liberia dan Kongo, juga dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Menteri Lingkungan dan Iklim Norwegia Vidar Helgesen, Kementerian Kerja sama Inggris, dan wakil dari Amerika Serikat, Dirjen Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia serta Ketua Badan Restorasi Gambut Indonesia.
Staf Khusus Gubernur Sumsel Bidang Perubahan Iklim Najib Asmani mengungkapkan, dalam forum itu disebutkan bahwa Indonesia terutama Sumsel dinilai menjadi contoh dunia internasional. Sebab, provinsi itu memiliki terobosan kegiatan yang diinisiasi murni dari lokal (bottom up) melalui pendekatan lokal atau juridistictional approach.
"Hanya dua provinsi di dunia yang diundang jadi pembicara, yakni Sumsel dan San Martin Peru. Ini karena kita diakui menjadi percontohan dunia dalam mitigasi perubahan iklim dan pengelolaan hutan," ungkap Najib, Sabtu (24/9).
Menurut dia, latar belakang yang menjadi tantangan kemitraan pengelolaan lanskap diinisiasi karena berdasarkan fakta perlunya koordinasi dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan, pengaturan tata air dalam suatu kawasan, dan penanganan konflik serta melakukan perlindungan hutan dan peningkatan produktivitas berbagai produk pertanian.
Dari aspek kehutanan yang berkelanjutan, kata dia, Sumsel memulai kemitraan pengelolaan lanskap secara terstruktur dan melembaga. Lanskap pertama yang menjadi model berada di Taman Nasional Sembilang-Danku yang didukung oleh Konsorsium Donor dari berbagai negara dan domestik yakni United Kingdom Climate Change Unit (UKCCU), Norway International Climate Forest Initiative (NICFI), IDH The Sustainable Trade Initiative (Belanda), Asia Pulp and Paper (APP) dan Yayasan Belantara.
"Sumsel juga pertama di Indonesia melakukan Demonstration Activity REDD+ aksi perubahan iklim melalui Merang REDD Pilot Project (MRPP) di Musi Banyuasin. Di bidang pertanian, dimanfaatkan lahan gambut agar tidak membuka lahan dengan cara baka," terangnya.
Dalam forum itu, Indonesia juga mendapat apresiasi karena telah meluncurkan Model Lumbung Sawit Berkelanjutan yang dukungan dari Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) dan IDH. Kegiatan ini bertujuan agar petani kelapa sawit dapat melakukan praktik berkebun yang baik dengan menggunakan bibit klon unggul, perawatan yang baik, dan tidak merambah kawasan hutan.
"Karena itu, pada Februari 2017 mendatang Indonesia tepatnya di Sumsel ditunjuk sebagai tuan rumah High Level Forum Bonn Challenge tingkat Asia Pasifik," tukasnya.(al/merdeka)
0 Response to "Indonesia sukses mitigasi perubahan iklim & pengelolaan hutan"
Posting Komentar