Gemariau.com - Warga Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara mengimbau Pemerintah Kabupaten (Pemkab) daerahnya menyediakan bibit tumbuhan tumpang sari untuk mengganti tanaman karet. Hal ini dilakukan agar petani karet keluar dari tekanan ekonomi.
"Tanaman tumpang sari dapat menjadi solusi agar rakyat Madina yang mayoritas penyadap karet keluar dari kemiskinan akibat harganya anjlok," ucap pemerhati perkebunan, Anwar Sadat seperti dikutip dari madina.go.id, Minggu 25 September 2016.
Anwar mengatakan, kondisi keluarga petani karet di desa-desa saat ini sudah diambang bahaya akibat kemiskinan. Aksi pencurian di kalangan pemuda sudah tinggi akibat orang tua mereka tak mampu lagi memenuhi uang saku akibat pendapatan dari komoditas karet sudah tak cukup lagi memenuhi kebutuhan.
"Solusi mengatasi keterpurukan itu adalah melakukan penanaman kakao, gambir atau lada di antara pohon karet agar petani memperoleh tambahan pendapatan selain dari karet," tuturnya.
Hanya saja, petani saat ini tak lagi mampu menyediakan bibit tanaman tumpang sari akibat kesusahan keuangan keluarga. Makanya Pemkab Madina diminta menyediakan anggaran dana bagi pembelian bibit kakao, gambir atau lada untuk disalurkan ke desa-desa.
“Jika tak ada tanaman lain di antara pohon karet, maka petani akan terus terpuruk yang bermuara pada keresahan sosial. Pemkab Madina harus berbuat secepatnya dengan penyediaan bibit tumpang sari," ujarnya.(Al/merdeka)
0 Response to "Harga Karet Anjlok, Pemkab Madina Diharapkan Sedia Bibit Tumpang Sari"
Posting Komentar