-->
pasang

Migran Sri Lanka Direlokasi

Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah bersama istri Hj Niazah A Hamid dan Kepala Dinas Sosial (Kadissos) Aceh, Drs Alhudri MM memberikan bantuan kepada migran Sri Lanka saat pelepasan menuju Lhokseumawe, di Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (22/6). 
Gemariau.com - Pemerintah Aceh akhirnya mengizinkan para migran Sri Lanka untuk menetap sementara di Aceh. Ke-43 migran etnis Tamil yang selama ini ditempatkan pada tenda darurat di kawasan Pulau Kapuk, Pantai Lhoknga, Aceh Besar, itu direlokasi (dipindah) ke tempat penampungan sementara di bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe, Rabu (22/6) siang dan tiba di sana kemarin sore.

Dipindahkannya para migran Sri Lanka itu atas dasar instruksi Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah, setelah menggelar rapat bersama unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Aceh, Selasa (21/6).

Seperti diberitakan sebelumnya, dalam rapat yang digelar di Meuligoe (Pendapa) Gubernur Aceh itu, dicapai kesimpulan bahwa kapal yang ditumpangi 43 migran tersebut tak mungkin lagi untuk meneruskan pelayaran, karena ditengarai mesinnya rusak parah.

Alhasil, Gubernur Aceh langsung menginstruksikan semua pihak yang terlibat dalam penanganan migran tersebut untuk menampung sementara mereka, sembari menunggu kelanjutan penanganan sesuai dengan arahan pemerintah pusat, dalam hal ini Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.

Dalam rapat itu diputusan juga bahwa para migran direlokasi ke bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe yang berada di kawasan Peunteut, Kecamatan Blang Mangat.

Amatan Serambi kemarin, para migran itu diberangkatkan dari Lhoknga, Aceh Besar, menuju Lhokseumawe menggunakan satu bus dan dikawal pihak kepolisian.

Sebelum bertolak ke Lhokseumawe, para migran lebih dulu berjumpa Gubernur Zaini Abdullah di Meuligoe Gubernur Aceh, sekaligus untuk menerima bantuan secara simbolis yang diserahkan Zaini Abdullah bersama istrinya, Niazah A Hamid.

Seusai melepas para migran tersebut, Gubernur Zaini Abdullah kepada wartawan menegaskan bahwa penampungan di Lhokseumawe itu sifatnya sementara. Bagaimana kelanjutan penanganan para migran nantinya, Zaini mengatakan akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat. “Ini penampungan sementara. Kita belum tahu sampai kapan mereka di Lhokseumawe, kita harapkan secepat mungkin dan kita akan terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat,” kata Zaini.

Selain karena keputusan rapat, pemindahan para migran kemarin juga merupakan arahan langsung dari Wapres Jusuf Kalla kepada Gubernur Aceh.

Terkait dengan itu, Zaini menuturkan, pagi kemarin ia mendapat jawaban dari Wapres Jusuf Kalla yang selama ini terus memantau kondisi terkini 43 migran asal Sri Lanka itu. “Beliau mengucapkan terima kasih atas kerja keras kita selama ini. Pak Wapres juga memerintahkan untuk menampung mereka di tempat yang lebih baik,” sebut Zaini.

Menurut Zaini, Wapres juga berpesan kepadanya bahwa pemerintah pusat akan segera berkoordinasi dengan komisioner Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi yakni United Nation High Commission for Refugees (UNHCR) dan Kedutaan Sri Lanka guna melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap migran itu.

Dalam waktu dekat, sebut Zaini, Wapres akan mengirimkan pihak UNHCR dan Kedutaan Sri Lanka ke Aceh. Ditanya kenapa Pemerintah Aceh lamban menangani para migran yang terdampar ke Aceh sejak Sabtu (11/6), Zaini membantah hal itu. Menurut Zaini, selama ini semua pihak yang terlibat bekerja sangat maksimal, misalnya, berupaya memperbaiki boat migran yang rusak, menampung, dan mengawal para migran.

“Bukan lamban, tapi awalnya kita coba perbaiki boat mereka yang rusak parah supaya bisa berlayar lagi. Tapi kenyataannya tak bisa lagi. Kita juga tidak mau mereka berangkat dengan boat rusak, karena itu sangat berisiko,” kata Zaini.

Atas dasar fakta tersebut, lanjut Zaini, barulah diambil keputusan untuk menampung sementara mereka di Aceh. “Ini menyangkut nyawa, menyangkut aspek kemanusiaan,” pungkas Zaini Abdullah yang pernah menjadi pencari suaka politik (asylum seeker) di Swedia.

0 Response to "Migran Sri Lanka Direlokasi"

Posting Komentar