Gemariau.com - Pemerintah menolak sejumlah tawaran
bantuan asing dalam penanganan terorisme pascaledakan Bom Sarinah.
Tawaran bantuan antara lain berasal dari Amerika Serikat, Australia,
Singapura, dan Malaysia.
"Kami sampai sekarang masih merasa cukup kemampuan kita untuk
mengejar apa yang sedang kita kejar. Kami terima kasih atas tawaran
itu," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar
Panjaitan di kantor Kemenko Polhukam di Jakarta, Selasa 19 Januari 2016.
Bantuan yang sempat ditawarkan antara lain bantuan yang bersifat teknis baik dalam peralatan dan teknologi.
"Polisi dan Densus 88 kan sudah punya peralatan yang sudah cukup
canggih juga. Jadi sampai hari ini kami masih mampu menangani," kata
Luhut.
Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah dalam memerangi
terorisme adalah melalui program deradikalisasi. Program ini sudah
dijalankan sejak sejumlah tragedi bom terjadi di Tanah Air pada tahun
2002 silam. Hal saat ini tersebut kembali disoroti.
Soal deradikalisasi ini, Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay
menilai pemerintah perlu melibatkan lebih banyak tokoh agama. Para tokoh
itu dinilai memiliki pengaruh besar di masyarakat.
Oleh karena itu Kementerian Agama menurut Saleh harus ikut proaktif mendorong para pemuka agama menangani paham radikalisme.
"Para
pendakwah tentu sangat penting dilibatkan dalam program deradikalisasi.
Selain memiliki jamaah sendiri, para pendakwah juga sangat didengar
nasehat-nasehatnya," ujar Saleh di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).(ald)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 Response to "Pemerintah menolak tawaran bantuan asing dalam penanganan terorisme"
Posting Komentar